Opinion

Menulis

Di antara teman-teman penulis kristen, mungkin saya termasuk penulis yang paling tidak produktif menghasilkan karya. Kadang saya menghabiskan waktu cukup lama di depan komputer tanpa ada satu pun kata yang menjelma menjadi tulisan. Memang untuk menjadi penulis yang baik ditunjang oleh dua hal yaitu talenta dan disiplin, demikian nasehat salah seorang teman yang sudah menjadi penulis ternama. Mungkin saya memang punya sedikit talenta tetapi kelemahan saya adalah tidak suka menggali gaya penulisan yang lain selain gaya saya sendiri sehingga sering kali saya juga bosan dengan tulisan saya dan tak segan-segan menghapus sekian halaman yang sudah dikerjakan bersusah payah. Saya juga bukan orang yang disiplin menulis, saya lebih banyak menulis dalam pikiran saya dan menuangkan dalam tulisan jika mood sedang baik. Kadang teman-teman yang sedang belajar menulis membagikan tulisannya untuk saya baca, konon menurut mereka komentar-komentar saya cukup kejam. Mungkin karena itu jugalah saya menjadi cenderung selektif mengeluarkan tulisan.

Walaupun ada banyak teori penulisan tetapi saya sangat berhati-hati menulis sesuatu yang berhubungan dengan iman kristiani. Terus terang saya sering iri melihat betapa kayanya kemampuan teman-teman saya untuk menuliskan kekayaan rohaninya. Sering saya bertanya mengapa Tuhan tidak berbicara sedemikian banyak kepada saya agar saya bisa lebih sering menyampaikan apa yang Ia ingin sampaikan melalui tulisan-tulisan saya. Saya juga sering bertanya kenapa Tuhan menjadi sebuah Pribadi yang kadang terlalu mudah untuk dimengerti dan pada saat yang bersamaan terlalu sulit untuk dipahami. Tetapi tentu saja saya juga mempertanyakan kalau-kalau saya yang tidak peka terhadap Pribadi yang saya sembah. Kekuatan sebuah penulisan juga terletak pada kejujuran penulisnya, dan semakin jujur sering membuat saya merasa semakin bodoh. Dibalik semuanya, saya bersyukur atas semua pertanyaan yang terbersit di hati karena dengan segala kebodohan saya itu saya yakin bahwa Tuhan ingin saya mengenal-Nya lebih jauh.

Bulan Februari ini adalah tahun kedua eksistensi blog saya yaitu https://creativege.wordpress.com di dunia maya. Blog saya paling ramai dikunjungi pada masa raya Natal dan Paskah. Sekitar 30.000 hits adalah angka yang luar biasa untuk dua tahun tersebut. Rasanya menyenangkan melihat ada cukup banyak tulisan di sana, sebagian besar dihasilkan karena pertanyaan orang-orang di sekeliling saya yang tak sanggup saya jawab sehingga memaksa saya untuk berefleksi. Kesimpulan akhir atas pertanyaan-pertanyaan tersebut kadang memang tetap tidak terjawab tetapi saya menikmati setiap proses menanyakan kembali pada diri saya dan pada Tuhan. Oleh karena itulah, walau menulis sering menjadi sesuatu yang sangat melelahkan, tetapi saya tetap senang melakukannya.

Ada satu kata bijak yang saya tuliskan di blog pada masa raya Paskah tahun lalu, yaitu: ‘Jesus turns a CROSS from a sign of DEATH, to be a sign of LIFE. We could also turns our WORDS from a sign of KILL to be a sign of HEAL’. Semua orang bisa saja menulis dan menghasilkan banyak buku atau tulisan yang bagus, dan semua orang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda untuk setiap tulisannya. Walaupun mungkin saya mendapat satu talenta, bukan dua, bukan tiga, tetapi yang cuma satu itu tetap harus dikembangkan dan saya telah memilih tujuan saya. Ketika kata-kata begitu kejam dan mempunyai kemampuan untuk membunuh, maka saya memilih meminta Tuhan menggunakan setiap tulisan saya untuk membawa pemulihan bagi jiwa.

Walau tertatih, saya masih akan terus menulis…

Februari 2010

waktu lagi mau menulis tapi yang muncul di kepala adalah pertanyaan mengapa kamu mau menulis (“,)

Leave a comment